Loading...
Detail Berita

Asia Tenggara Siap Memimpin Transisi Energi Hijau

Asia Tenggara sedang berada di ambang perubahan besar menuju masa depan energi bersih. Saat negara-negara ASEAN melaksanakan rencana aksi iklim Nationally Determined Contribution (NDC) 2025, peluang untuk mendorong transformasi energi semakin terbuka lebar. Tantangannya kini adalah bagaimana memanfaatkan momentum ini untuk mempercepat pemanfaatan energi terbarukan.

Perubahan Global yang Menginspirasi
Lanskap energi dunia bergerak cepat menuju keberlanjutan. Sejak 2021, pembangkitan listrik dari tenaga surya melonjak pesat, sementara ketergantungan pada batu bara dan gas mulai berkurang. Peran China yang memimpin produksi panel surya, turbin angin, kendaraan listrik, dan baterai, semakin memperkuat rantai pasok energi bersih global yang bisa dimanfaatkan ASEAN.

Potensi Energi Terbarukan yang Melimpah
Kapasitas tenaga surya ASEAN meningkat lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun terakhir, dari 11 gigawatt pada 2019 menjadi 26 gigawatt pada 2023. Biaya listrik dari tenaga air, surya, dan panas bumi kini semakin terjangkau, bahkan lebih murah dibandingkan bioenergi dan batu bara di banyak wilayah. Hal ini memberi sinyal kuat bahwa transisi menuju energi bersih bukan hanya mungkin, tetapi juga menguntungkan secara ekonomi.

ASEAN telah menargetkan 35% kapasitas terpasang energi terbarukan pada 2025 — sebuah loncatan besar dari baseline pasca-Perjanjian Paris. Dengan kebijakan yang konsisten seperti lelang kompetitif, tarif feed-in, dan proses perizinan yang efisien, potensi investasi besar di sektor energi hijau siap mengalir.

Peluang Ekonomi dan Sosial
Peralihan ke energi bersih bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi. Model blended finance yang menggabungkan modal publik dan swasta mulai diterapkan untuk mengurangi risiko investasi. Indonesia dan Vietnam telah memimpin dengan mengadopsi skema Just Energy Transition Partnership, yang dapat menyediakan pelatihan ulang bagi pekerja sektor batu bara dan membuka lapangan kerja baru di industri hijau.

Pendekatan kolaboratif tingkat regional seperti ASEAN Power Grid juga bisa menjadi game changer. Dengan menyatukan regulasi, berbagi teknologi penyimpanan energi, dan melakukan pengadaan bersama peralatan energi terbarukan, biaya dapat ditekan dan akses energi bersih dapat diperluas untuk semua negara anggota.

Jalan Menuju Masa Depan Bersih
Sumber daya matahari dan angin yang melimpah, biaya teknologi yang terus menurun, serta dukungan internasional membuka jalan bagi ASEAN untuk menjadi pusat energi hijau dunia. Dengan mengadopsi target penghentian batu bara secara bertahap, menghentikan pembangunan pembangkit baru, dan memperkuat komitmen iklim, kawasan ini dapat menarik pendanaan multilateral dan membangun kepercayaan investor.

Keputusan yang diambil hari ini akan menentukan masa depan Asia Tenggara. Dengan langkah berani dan visi jangka panjang, ASEAN dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada bahan bakar fosil, memimpin revolusi energi terbarukan, dan mewujudkan Visi ASEAN 2045 — sebuah kawasan yang bersih, mandiri energi, dan makmur.