Loading...
Detail Berita

Jerman Mantapkan Langkah Percepat Energi Terbarukan Demi Keamanan Pasokan Listrik

BERLIN – Jerman berisiko menghadapi kesenjangan pasokan listrik apabila pengembangan energi terbarukan terhambat, demikian peringatan regulator federal dalam laporan yang dirilis pada Rabu (3/9).

Badan Jaringan Federal (Bundesnetzagentur) menyebutkan dalam laporan Security of Electricity Supply bahwa pasokan listrik Jerman masih terjamin hingga 2035, namun dengan syarat negara ekonomi terbesar Eropa itu mampu mencapai target kebijakan energi—yakni meningkatkan kapasitas tenaga angin dan surya serta membangun sumber daya fleksibel seperti pembangkit listrik tenaga gas.

“Dalam skenario tertentu, kesenjangan pasokan bisa saja muncul,” tulis Menteri Energi dan Urusan Ekonomi Jerman, Katherina Reiche, dalam laporan tersebut.


BERLIN – Jerman berisiko menghadapi kesenjangan pasokan listrik apabila pengembangan energi terbarukan terhambat, demikian peringatan regulator federal dalam laporan yang dirilis pada Rabu (3/9).

Badan Jaringan Federal (Bundesnetzagentur) menyebutkan dalam laporan Security of Electricity Supply bahwa pasokan listrik Jerman masih terjamin hingga 2035, namun dengan syarat negara ekonomi terbesar Eropa itu mampu mencapai target kebijakan energi—yakni meningkatkan kapasitas tenaga angin dan surya serta membangun sumber daya fleksibel seperti pembangkit listrik tenaga gas.

“Dalam skenario tertentu, kesenjangan pasokan bisa saja muncul,” tulis Menteri Energi dan Urusan Ekonomi Jerman, Katherina Reiche, dalam laporan tersebut.


Tantangan dari Pola Konsumsi Baru

Kesenjangan pasokan berpotensi terjadi jika sistem kelistrikan Jerman gagal menyediakan fleksibilitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dari pola konsumsi baru, termasuk meningkatnya penggunaan kendaraan listrik dan pompa panas.

Pada konferensi awal pekan ini, Reiche menekankan perlunya pendekatan yang lebih pragmatis dalam kebijakan energi. Ia menyebut sekitar 60% listrik Jerman saat ini berasal dari sumber energi terbarukan.

“Ya, kita harus terus berinvestasi pada energi terbarukan, tetapi kita juga harus memastikan keamanan pasokan dan keterjangkauannya,” ujar Reiche pada Senin lalu.


Target Ambisius, Namun Masih Tertinggal

Jerman berambisi memperluas kapasitas tenaga surya dan angin dengan target legislasi yang lebih longgar dan proses perizinan yang dipermudah. Negara ini menargetkan pemasangan 10 GW kapasitas tenaga angin setiap tahun agar energi terbarukan dapat menyumbang 80% dari total pembangkitan listrik pada 2030.

Namun, realisasi di lapangan masih jauh dari harapan. Asosiasi industri pada Juli lalu memperingatkan bahwa instalasi tenaga angin lepas pantai stagnan di paruh pertama 2025, dengan kapasitas hanya 9,2 GW per 30 Juni—sama dengan akhir 2024.

Lebih jauh, output tenaga angin dan surya Jerman jatuh ke level terendah dalam sepuluh tahun pada periode Januari–April akibat cuaca yang tidak mendukung. Kondisi ini semakin menegaskan tantangan menjaga keamanan pasokan energi di tengah transisi energi.


Lonjakan Penggunaan Gas dan Batu Bara

Sebagai dampak lemahnya pembangkitan tenaga angin dan surya, Jerman meningkatkan penggunaan pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara sebesar 10% dibanding tahun lalu. Hal ini membuat porsi energi fosil dalam bauran energi negara itu naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Kesenjangan pasokan berpotensi terjadi jika sistem kelistrikan Jerman gagal menyediakan fleksibilitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dari pola konsumsi baru, termasuk meningkatnya penggunaan kendaraan listrik dan pompa panas.

Pada konferensi awal pekan ini, Reiche menekankan perlunya pendekatan yang lebih pragmatis dalam kebijakan energi. Ia menyebut sekitar 60% listrik Jerman saat ini berasal dari sumber energi terbarukan.

“Ya, kita harus terus berinvestasi pada energi terbarukan, tetapi kita juga harus memastikan keamanan pasokan dan keterjangkauannya,” ujar Reiche pada Senin lalu.


Target Ambisius, Namun Masih Tertinggal

Jerman berambisi memperluas kapasitas tenaga surya dan angin dengan target legislasi yang lebih longgar dan proses perizinan yang dipermudah. Negara ini menargetkan pemasangan 10 GW kapasitas tenaga angin setiap tahun agar energi terbarukan dapat menyumbang 80% dari total pembangkitan listrik pada 2030.

Namun, realisasi di lapangan masih jauh dari harapan. Asosiasi industri pada Juli lalu memperingatkan bahwa instalasi tenaga angin lepas pantai stagnan di paruh pertama 2025, dengan kapasitas hanya 9,2 GW per 30 Juni—sama dengan akhir 2024.

Lebih jauh, output tenaga angin dan surya Jerman jatuh ke level terendah dalam sepuluh tahun pada periode Januari–April akibat cuaca yang tidak mendukung. Kondisi ini semakin menegaskan tantangan menjaga keamanan pasokan energi di tengah transisi energi.


Lonjakan Penggunaan Gas dan Batu Bara

Sebagai dampak lemahnya pembangkitan tenaga angin dan surya, Jerman meningkatkan penggunaan pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara sebesar 10% dibanding tahun lalu. Hal ini membuat porsi energi fosil dalam bauran energi negara itu naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.