Loading...
Detail Berita

PLN Ubah Limbah Jagung Tuban Jadi Sumber Energi Bersih dan Tambahan Pendapatan Petani

Tuban (05/10/2025) - Upaya transisi energi yang melibatkan masyarakat kini mulai terasa manfaatnya di Kabupaten Tuban. Melalui inisiatif PT PLN Nusantara Power (NP), Subholding dari PT PLN (Persero), para petani jagung di daerah ini kini bisa memperoleh penghasilan tambahan dari limbah pertanian yang selama ini hanya terbuang percuma.

Bonggol dan jerami jagung yang dulunya dianggap tidak berguna kini dibeli untuk diolah menjadi biomassa—bahan bakar alternatif yang digunakan dalam proses co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar. Muzamil, anggota Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur di Desa Beji, mengaku kini limbah pertanian bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi petani.

“Saat ini limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-awar yang telah mengusahakan program ini,” kata Muzamil, Minggu (5/10).

Inisiatif ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial (CSR) PLN NP bertajuk Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi) yang dijalankan oleh Unit Pembangkitan (UP) Tanjung Awar-Awar. Tujuannya tidak hanya untuk mendukung transisi energi, tetapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat desa berbasis pada potensi lokal.

Sebagai salah satu sentra jagung nasional, Kabupaten Tuban memproduksi lebih dari 760 ribu ton jagung per tahun. Jumlah besar ini juga menghasilkan limbah pertanian dalam volume tinggi, terutama bonggol dan jerami yang sebelumnya sering dibakar tanpa menghasilkan nilai tambah. Kini, limbah tersebut justru menjadi sumber energi bersih yang bernilai ekonomi.

Melalui kerja sama dengan Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN), limbah jagung dikumpulkan dan diolah menggunakan mesin hammer mill berkapasitas minimal delapan ton per hari. Mesin tersebut merupakan dukungan program CSR dari PLN NP dan telah resmi diuji coba pada 20 September 2025.

Ketua Koperasi ECN, Bang Am, mengungkapkan bahwa keberadaan mesin ini membawa perubahan besar bagi para petani. Limbah yang dulu menjadi beban kini bisa dijual untuk diolah menjadi biomassa yang digunakan sebagai bahan campuran pembakaran di PLTU.

“Petani tak perlu pusing lagi untuk bakar sisa selepan jagung, tinggal jual saja ke kami malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami mampu memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menyerap limbah pertanian jagung sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN akan terus memperluas penerapan teknologi co-firing biomassa di berbagai PLTU sebagai bagian dari strategi menuju swasembada energi berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat lokal.

"Sesuai arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, PLN terus mendukung agenda swasembada energi dari pemerintah. Dulu PLN hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi kini tugas PLN adalah menyediakan energi yang bersih dan affordable untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, sekaligus pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan," ungkap Darmawan.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyampaikan bahwa keberhasilan penerapan co-firing biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar menunjukkan bahwa transisi energi dapat selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah bukti bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,” tutup Ruly.