Loading...
Detail Berita

Sampah Jadi Energi, Surabaya Kembangkan TPST Osowilangon Mulai 2026

SURABAYA (22/08/2025) – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) baru di kawasan belakang TPS 3R Terminal Osowilangon (TOW) mulai 2026. Proyek ini digagas sebagai langkah memperkuat sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien sekaligus ramah lingkungan.

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedi Irianto, menjelaskan bahwa fasilitas tersebut akan berdiri di lahan seluas dua hektare. TPST nantinya dikembangkan dari fungsi TPS 3R yang hanya memilah sampah sebelum mengirim residu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Berbeda dengan itu, TPST dirancang lebih canggih dengan teknologi pemrosesan lanjutan seperti insinerator maupun pirolisis agar volume sampah yang masuk ke TPA dapat ditekan seminimal mungkin.

Ia menambahkan bahwa pengolahan di TPST tidak selalu harus melalui proses pembakaran. Teknologi pemanasan tanpa oksigen juga memungkinkan sampah diubah menjadi bahan bakar padat atau cair yang bernilai jual. Dengan demikian, sampah bukan hanya berkurang, tetapi juga berpotensi menghasilkan produk energi alternatif.

Selain mengolah hingga 150 ton sampah per hari, TPST Osowilangon akan dilengkapi fasilitas tambahan berupa spirit station, yaitu stasiun pemisahan lanjutan untuk menangani sampah berukuran besar seperti kasur, sofa, lemari, dan ban bekas. Barang-barang seperti kasur springbed bahkan akan dipreteli di gudang khusus sehingga komponennya bisa diproses kembali untuk dijual. DLH saat ini juga tengah mempelajari penggunaan alat khusus untuk membongkar kasur jenis tersebut.


Investasi pembangunan TPST diperkirakan mencapai Rp30 miliar. Meski sebagian teknologi didatangkan dari luar negeri, struktur utama fasilitas akan menggunakan produk dalam negeri untuk menekan biaya, memudahkan pemeliharaan, serta menjamin keberlanjutan operasional.;Melalui pembangunan ini, Pemkot Surabaya berharap sistem pengelolaan sampah kota dapat bertransformasi menjadi lebih modern, terdesentralisasi, dan mandiri. Langkah tersebut sekaligus mendukung target jangka panjang dalam mengurangi ketergantungan pada TPA serta mendorong terwujudnya ekonomi sirkular di tingkat lokal.