Loading...
Detail Berita

Surabaya Pionir Implementasi Green Building dalam Proyek Energi Berkelanjutan

Surabaya (17/09/2025) - Kota Surabaya ditunjuk sebagai kota percontohan implementasi proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) oleh Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK) Pemerintah Jerman melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Proyek ini akan difokuskan pada penerapan efisiensi energi dan energi terbarukan di sektor bangunan gedung.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan, Surabaya dipilih karena dinilai mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor bangunan. Sejak awal 2025, tim SETI bersama IESR telah melakukan studi konsumsi energi dasar pada 295 bangunan di Surabaya, yang ditargetkan rampung pada akhir September dan dipresentasikan pada Oktober 2025. “Studi ini akan menjadi acuan bagi pemilik bangunan untuk melakukan penghematan energi dan menekan biaya operasional di masa depan,” ujar Fabby.

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menegaskan bahwa isu efisiensi energi dan energi terbarukan merupakan komitmen nyata Pemkot Surabaya. Menurutnya, sektor bangunan merupakan penyumbang sekitar 40 persen emisi energi secara global. Hal ini sejalan dengan visi kota menuju “Surabaya sebagai Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan.”

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemkot Surabaya menerapkan konsep Compact City, yang menekankan kedekatan pelayanan publik dengan warga guna mengurangi kebutuhan mobilitas, serta aturan Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang mewajibkan efisiensi energi, air, kualitas udara, penggunaan material ramah lingkungan, hingga pengelolaan limbah. Aturan ini telah diterapkan pada sejumlah fasilitas kota, seperti Terminal Intermoda Joyoboyo, Gedung Bappedalitbang, kantor pemerintahan, sekolah, serta traffic light yang menggunakan panel surya.

Selain itu, Surabaya juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) Benowo, yang menjadi pionir di Indonesia. Irvan menambahkan, seluruh upaya ini membutuhkan kerja sama berbagai pihak mulai dari perguruan tinggi, masyarakat, swasta, hingga komunitas. Pemkot juga membuka ruang diskusi untuk inovasi baru terkait efisiensi energi, termasuk melibatkan generasi muda dalam perencanaan jangka panjang pembangunan kota.